PENDAHULUAN
Pada dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu
hal yang mutlak untuk diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya
kepemimpinan itu memiliki keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan
tertentu dibutuhkan gaya kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya
kepemimpinan yang demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam
aplikasinya, tinggal bagaimana kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan dalam keluarga, organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang menuntut diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk
mendapatkan manfaat.
PEMBAHASAN
I.
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan
berasal dari Bahasa Inggris leader yang memiliki arti pemimpin
atau tokoh. Selain itu pemimpin juga memiliki arti secara luas meliputi proses mempengaruhidalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut atau anggota untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Pengertian
dari kepemimpinan memiliki banyak sekali pendapat dari para ahli, hal ini dikarenakan
setiap orang memandang pemimpin dari sudut pandang yang berbeda-beda. Seorang
pemimpin memberikan pengaruh kepada anggota atau bawahan yang dipimpinnya.
Setiap anggota tentunya mendapatkan pengaruh yang berbeda-beda karena pada
dasarnya setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda.
Teori
tentang kepemimpinan selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal ini
dipengaruhi oleh cara pikir orang yang selalu berkembang sehingga pemahaman
atau pengertian dari kepemimpinan selalu berkembang. Pada dasarnya semua
pengertian memiliki kekurangan dan kelebihan karena disesuaikan dengan situasi
dan masalah yang dihadapi.
Teori
yang pertama berkembang hingga tahun 1940-an yaitu teori kepimpinan yang
didasarkan pada teori sifat. Pada teori ini seorang pemimpin haruslah memiliki
sifat-sifat yang berbeda dengan yang bukan pemimpin.Sifat yang dimiliki seorang
pemimpin misalnya ambisi dan erergi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan
integritas, rasa percaya diri dan lain-lain.Menurut teori ini sifat seseorang merupakan
bawaan dari lahir sehingga seseorang yang tidak memiliki sifat kepemimpinan
tidak dapat menjadi pemimpin yang baik.
Selanjutnya
pada tahun 1940-an hingga 1960-an berkembang teori kepemimpinan berdasarkan
pada teori tingkah laku. Pada teori ini tingkah laku seorang pemimpin berbeda
dengan tingkah laku bawahanya atau anggotanya yang bukan pemimpin.Berdasarkan
teori tingkah laku seorang pemimpin dapat diajarkan sehingga untuk menjadi
pemimpin yang baik hanya perlu berusaha dan berlatih secara terus menerus.
Teori
kepemimpinan yang berkembang antara tahun 1960-an sampai tahun 1970-an teori
kemungkinan. Teori ini juga bisa disebut teori situasional, karena keberhasilan
seorang pemimpin tidak berdasarkan sifat atau tingkah laku akan tetapi
dipengaruhi oleh situasi tertentu. Sehingga setiap situasi memerlukan cara atau
gaya yang berbeda-beda untuk mengatasinya.
Antara
tahun 1970-an hingga tahun 2000-an berkembang teori kepemimpinan mutakhir,
seperti teori kepemimpinan atribusi, teori kepemimpinan karismatik dan teori
kepemimpinan transformasional atau kepemimpinan transaksional. Teori atribusi
menyatakan bahwa kepemimpinana hanyalah sebuah atribusi yang dibuat oleh orang
(bawahan atau anggota) kepada orang lain (pemimpin). Teori kepemimpinan
karismatik menyatakan bahwa seorang pemimpin memiliki pengaruh luar
bisasa pada oraganisasi. Hal ini dikarenaka seorang pemimpin memiliki
tingkat kepemimpinan yang tinggi, dominasi kepemimpinana, serta keyakinan akan
kebenaran moral dari keyakinannya. Sedangkan teori kepemimpinan
transformasional adalah teori yang mengemukakan bahwa seorang pemimpin memandu
atau memotivasi bawahannya untuk mencapai tujuan dan penegasan pada tugas
bawahan masing-masing.Pemimpin memberikan pertimbangan dan rangsangan
intelektual yang diindividualkan, dan memiliki karisma.
II.
JENIS KEPEMIMPINAN
Banyak
teori yang mengungkapkan tentang kepemimpinan, sehingga muncul banyak
jenis-jenis kepemimpinan yang dipahami dan juga diterapkan pada saat ini.Semua
jenis kepemimpinan juga memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga dalam
penerapannya perlu memperhatikan banyak hal. Pada bab ini akan membahas 6 jenis
atau model kepemimpinan yang ada.
Yaitu:
Koersif, otoritatif, afiliatif, demokratis,pecesetting, dan coaching yang
tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing.
1. Koersif / Otoriter
Jenis
kepemimpinan ini bisa juga disebut dengan kepemimpinan otoriter. Pada jenis ini
seorang pemimpin akan memerintah sesuai dengan kehendaknya sendiri tanpa ada
orang yang boleh membantah semua perintahnya. Menurut pendapatnya seorang
bawahan hanya akan bekerja jika diperintah. Selain itu pemimpin sudah menetukan
ketentuan dari awal sehingga pada saat pelaksanaan tidak ada rencana atau
usulan dari bawahannya. Pemimpin menjalankan semuannya sesuai dengan kehendak
hati sang pemimpin sehingga bawahan hanya tinggal menjalankan apa saja
tugasnya.
Kelebihan
dari tipe ini adalah ketika sebuah organisasi atau kelompok membutuhkan
pengambilan keputusan secara mendadak dengan cepat dan tepat. Pengambilan
keputusan akan difikirkan secara matang tanpa dipengaruri oleh orang lain.
Selain itu saat pengambilan keputusan tidak perlu dengan adanya diskusi atau
rapat dan terjadi perdebatan dari berbagai pihak yang hanya akan membuat
keputusan tidak segera diambil. Sehingga pengambilan keputusan akan lebih cepat
dan tepat jika diambil oleh seorang pemimpin saja. Selain itu pemimpin dengan
jenis ini akan menumbuhkan sikap disiplin dari anggota atau bawahannya.
Selain
kelebihan jenis kepemimpinan ini juga memiliki kekurangan. Yaitu ketika
pelaksanaan tugas atau pelaksanaan program-program yang direncanakan bawahan
atau anggota kelompok tidak bisa berfikir kreatif dan akan mudah bosan. Hal ini
dikarenakan apa yang dikerjakan sudah ditentukan oleh pemimpinnya dan
bawahannya tidak boleh melakukan hal lain yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Selain itu tidak akan ada perubahan pada organisasi atau kelompok tersebut
karena pemimpinnya sulit untuk menerima perubahan dan usulan dari bawahan atau
anggotanya.
Orientasi
kepemimpinan difokuskan hanya untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai dengan
kurang memperhatikan kesejahteraan bawahannya. Pimpinan menganut sistem
manajemen tertutup (close management) kurang menginformasikan keadaan
perusahaan pada bawahannya pengendaraan kurang mendapatkan perhatian.
2. Otoritatif
Jenis
pemimpin ini bukan jenis pemimpin yang otoriter, akan tetapi pemimpin yang
mendapatkan kekuasaan dengan persetujuan dan kejelasan visi yang ia paparkan.
Seorang pemimpin akan menjadikan orang lain bergerak menuju sebuah visi yang
sudah ditentukan dengan bersemangat karena ia akan memberikan penghargaan yang
pantas dan tujuan yang jelas tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga untuk
jangka panjang. Pemimpin akan melakukann perubahan-perubahan untuk mencapai
visi dari organisasi tersebut. Pemimpin jenis ini memiliki rasa percaya diri
yang tinggi dan mudah mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama.
Otoratif
juga memiliki kekurangan yaitu saat organisasi yang dipimpinnya memerlukan
keputusan yang cepat dan tepat dalam keadaan yang mendesak. Pemimpin jenis ini
akan terlalu lama menentukan keputusan apa yang harus diambil. Selain itu
pemimpin akan mengalami kesulitan saat anggota atau bawahannya tidak setingkat
dengannya. Maksudnya para anggota atau bawahannya tidak mampu berfikir kreatif
untuk sebuah perubahan. Selain itu pemimpin akan mengalami kesulitan saat
bersama dengan tim ahli. Pemimpin ini akan dianggap terlalu angkuh atau sombong
karena selalu berfikir kedepan dan menganggap orang lain tidak memiliki
kemampuan atau pengetahuan seperti dirinya.
Kepemimpinan
yang otoritatif juga memiliki kelebihan yaitu ketika seorang pemimpin
bertemu dengan anggota yang sepadan. Maksudnya, anggota yang mampu diajak
bekerjasama dan mampu membuat perubahan-perubahan sesuai dengan kemajuan jaman.
3. Afiliatif
Kepemimpinan
yang afiliatif adalah seorang pemimpin yang memberikan jalan bagi anggotanya
untuk bertindak. Seorang pemimpin mengedepankan kebahagiaan dari anggotnya.
Setiap anggotanya memiliki kesempatan yang sama dalam memberikan ide-ide untuk
kemajuan dari organisasi. Pemimpin akan sangat disenangi oleh semua bawahan
atau anggotanya karena dalam organisasi semua memiliki sifat terbuka.
Kelemahan
dari teori ini adalah anggotanya akan merasa ketergantungan kepada pemimpinnya,
karena pemimpin selalu membantu dan mengedepankan anggota atau bawahannya,
pemimpin ibarat sebatang lilin yang rela terbakar untuk menerangi
sekelilinganya. Selain itu apabila seseorang yang belum mengenal pemimpin
tersebut akan menganggap remeh pemimpinnya, karena seorang pemimpin selalu
terbuka dengan masalah yang dihadapi dan meminta pendapat dari bawahannya
sehingga orang akan menanggap bahwa pemimpinnya tidak memilii kemampuan yangn
memadai.
Selain
itu teori ini memiliki kelebihan yaitu terjadi harmonisasi antara pemimpin dan
bawahannya karena adanya keterbukaan. Sehingga dalam mencapai tujuan
organisasinya dapat saling bekerja sama dengan baik.Kelebihan yang paling utama
adalah para anggotanya merasa senang karena pemimpin memprioritaskan semua
kegiatan dan tujuannya pada anggotanya.
4.
Demokratis
Kepemimpinan
jenis ini mengedepankan pendapat dari anggota untuk mengambil keputusan
sehingga setiap masalah diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat.
Kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan afiliatif akan tetapi
perbedaannya adalah seorang pemimpin tidak mengedepankan kebahagiaan dari
anggotannya akan tetapi tujuan keterbukaan adalah untuk saling faham satu sama
lain sehingga bisa tercapai kerjasama. Pemimpin akan mengambil keputusan sesuai
dengan suara terbanyak dari anggota.
Kelemahan
dari kepemimpinan jenis ini adalah jika seorang pemimpin tidak dapat mengambil
keputusan dengan tepat dan terjadi kontra anatar anggota, selain itu apabila
anggota tidak sefaham atau memiliki carapandang yang berbeda dengan pemimpin
sehingga pada saat pengambilan keputusan tidak terjadi titik temu hanya saling
berdebat satu sama lain. Pengambilan keputusan juga tidak selalu sesuai karena
suara terbanyak belum tentu keputusan yang terbaik.Adakalanya suara terbanyak
justru menjerumuskan kehal-hal yang tidak baik.
Akan
tetapi jenis kepemimpin ini juga memiliki kelebihan yaitu terjadinya
ketrebukaan antara anggota dan pemimpin jadi semua masalah yang terjadi dalam
organisasi diketahui oleh semua anggota dan dapat turut menyelesaikan masalah
tersebut. Sehingga pemimpin juga tidak terlalu terbebani akan masalah yang
dihadapi karena ditanggung bersama.
5. Pacesetting
Jenis
kepemimpinan ini menyatakan bahwa seorang pemimpin membutuhkan atau menuntut
kesempurnaan dari anggotanya. Pemimpin membuat standar-standar yang harus
dipenuhi oleh setiap anggotanya agar tercapai apa yang diinginkan pemimpinnya.
Seorang pemimpin akan mengambil alih tugas dari anggotanya apabila apa yang
dikerjakan tidak sesuai dengan standar yang ia tetapkan. Pemimpin tidak
segan-segan untuk mengganti anggota dengan orang lain jika ia merasa tidak
cocok atau tidak memenuhi standar.
Kelemahan
dari jenis kepemimpinan ini adalah jika angotanya adalah orang yang tidak suka
berkembang atau sulit memotivasi diri maka anggota merasa tidak dianggap oleh
pemimpin dan menjadi malas untuk mengerjakan tugasnya dan pada akhirnya hanya
akan diganti dengan yang lain.Pemimpin memiliki banyak pekerjaan karena
mengontrol setiap kegiatan dari anggotanya bahkan mengambil alih setiap
pekerjaan yang tidak sesuai dengan standarnya.
Kelebihan
dari jenis ini adalah apa yang dilakukan oleh anggota dari organisasi selalu
sempurna. Karena sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemimpin. Selain
itu pemimpin jenis ini juga akan sangat maju jika bertemu dengan anggota yang
senang bekerja dan mampu membangun motivasi dirinya. Sehingga anggotanya akan
memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh pemimpin jadi semua dapat selesai
sesuai target.
6. Coaching
Jenis
kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan pacesetting karena pemimpin
ini juga menuntut kesempurnaan dari anggotanya. Akan tetapi jenis ini menetukan
ketentuan yang berbeda-beda untuk setiap orang. Pemimpin ini menuntut
anggotanya untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki
masing-masing anggota. Karena pemimpin berpendapat bahwa dengan berkembangnya
anggota maka akan berkembang pula organisasi yang dipimpinnya.
Kelemahan
dari kepemimpinan jenis ini adalah seorang pemimpin memerlukan waktu yang lama
untuk mengembangkan anggotannya satu-persatu karena setiap individu
berbeda-beda sehingga perlu diadakan pembicaraan secara langsung dengan anggota
satu persatu. Selain itu anggota yang malas akan merasa tertekan karena selalu
dituntut untuk melakukan hal-hal tertentu.
Selain
kelemahan tentunya jenis kepemimpinan ini juga memiliki kelebihan yaitu
pemimpin akan mengenali semua anggota yang ada dalam organisasinya. Hal ini
juga dapat untuk menggali kemampuan terpendam dari anggotanya dan juga
memperbaiki kelemahan-kelemahan dari anggotanya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam sebuah organisasi tentunya harus mempunyai seorang
pemimpin yang dapat mengatur sumber daya organisasi agar dapat mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien sehingga berdaya guna dan berhasil guna.
Seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing yang berbeda satu
sama lain. Dewasa ini, terdapat enam tipe kepemimpinan yang sering digunakan
oleh para pemimpin besar maupun dalam ruang lingkup kelompok sampai organisasi
besar. Efektivitas dalam sebuah kelompok dapat ditentukan juga oleh sikap dan
perilaku seorang pemimpin.
Tidak ada tipe kepemimpinan yang paling benar atau baik
untuk digunakan dalam sebuah kelompok. Tipe kepemimpinan yang efektif yaitu
tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh sebuah kelompok.
Misalnya, jika suatu kelompok tersebut sedang mengalami berbagai masalah yang
kompleks atau dalam situasi yang genting, maka tipe kepemimpinan yang
dibutuhkan oleh kelompok tersebut adalah tipe otokratik. Dimana pengambilan
keputusan dilakukan dengan sepihak yaitu oleh pemimpin kelompok itu sendiri. Tipe
kepemimpinan yang ada dalam diri seorang pemimpin itu didasarkan pada
teori-teori kepemimpinan yang ada.
Seorang pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang bisa mengayomi para bawahannya. Pergunakanlah
tipe kepemimpinan yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, agar
tujuan kelompok atau organisasi dapat tercapai dengan cara yang efektif dan
efisien. Seorang pemimpin tidak disarankan memiliki sifat yang egois, karena
seorang pemimpin yang baik harus bisa menerima kritik dan saran dari bawahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurkholis.2003.Manajemen
Berbasis Sekolah.Jakarta:Grasindo
Sumartono,eko.2012.6
tipe kepemimpinan.https://ekosumartono.wordpress.com/2012/03/20/6-tipe-kepemimpinan/
Dale, Robert. D. 1992. Pelayan Sebagai Pemimpin. Gandum Mas.
Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar